SURABAYA — tonggak sejarah’ baru dalam dunia Pers Nasional. Gedung Cagar Budaya Bernilai Sejarah Nasional, ‘Monumen Pers Perjuangan Surabaya’ di jalan Tunjungan 100 Surabaya, resmi jadi Media Center PJI-Monumen Pers’. Sejak hari ini PJI berhak dan bertanggung-jawab mempertahankan pelestarian Gedung Cagar Budaya Bersejarah ‘Monumen Pers Perjuangan Surabaya’.
Demikian disampaikan Ketua umum PJI Hartanto Boechori kepada wartawan setelah pengguntingan pita sebagai tanda diresmikannya Media Center DPP PJI di Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya jalan Tunjungan 100 Surabaya. “Termasuk di dalamnya Sekretariat Departemen Hukum dan HAM PJI (Depkumham PJI) dan Departemen Pusat Usaha Pers PJI (Deppush Pers PJI)”, tambahnya.
Beberapa saat sebelumnya, Media Center PJI-Monumen Pers diresmikan ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua Umum PJI Hartanto Boechori dengan didampingi “wartawan bangkotan” Udin Loto yang juga Dewan Penasehat PJI, Yousri Nur Raja Agam Wartawan pemegang KTA Nomor 1 yang juga Dewan Pakar PWI Jatim dan istri Ketua Umum PJI, Susy yang juga pengurus DPP PJI, serta diiringi rombongan sekitar 100 anggota PJI di Surabaya Raya dan 4 anggota PJI Sumenep Madura.
Sambutan Ketua Umum PJI itu diawali rasa haru dan terima kasih atas kerja sama dan kerja keras semua anggota PJI yang telah bekerja secara sukarela. “Terima kasih. Panitia hebat sekali. Ketua panitia sangat hebat. Semuanya hebat”.
–
Pria yang akrab dipanggil pak Boechori itu menegaskan, Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya bukan hanya sekedar Gedung Cagar Budaya yang dilindungi Undang-undang atau Perda. Lebih dari itu gedung tersebut mengandung nilai sejarah Nasional tak terhingga bagi perjuangan Pers Nasional dan perjuangan mempertahankan NKRI.
“Gedung ini Asset Nasional Bersejarah bagi dunia Pers. Cikal bakal Kantor Berita Nasional Antara dan sebagai ‘moncong siar Arek Suroboyo’ untuk membangkitkan dan menggelorakan semangat perjuangan Pemuda-pemudi Surabaya era tahun ‘45”, ayah 2 anak itu mengingatkan dengan nada menegaskan.
“Peristiwa perobekan kain bendera warna biru di hotel Orange era pendudukan Belanda atau hotel Yamato era pendudukan Jepang atau sekarang bernama hotel Majapahit, disuarakan dari Gedung bersejarah ini”, lanjutnya.
“Sejak saat ini sampai langit runtuhpun, kita (PJI, Red) akan mempertahankan keutuhan pelestarian Monumen Pers Perjuangan Surabaya ini bersama bung Zainal Karim yang telah terlebih dulu merebut dan mempertahankan pelestariannya”, tegas pemilik Sasana Kick Boxing BKBC (Boechori Kick Boxing Camp) itu.
Dalam sambutannya disampaikan akan dilaksanakan Ritual Pencucian Monumen Pers Perjuangan Surabaya secara simbolis untuk merayakan World Press Feedom Day /Hari Kebebasan Pers Dunia 3 Mei dan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.
Aryo
Tidak ada komentar