SUMUT — Seekor harimau sumatera kembali terkena jerat kawat di desa penyangga hutan di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Harimau diduga terkena jerat babi hutan yang dipasang warga. Petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut masih kesulitan melakukan evakuasi.
”Ini kedua kalinya harimau sumatera ditemukan terjerat di Dolok Panribuan. Kalau pertemuan warga dengan harimau lebih banyak lagi. Kami akan mengevaluasi kawasan ini apakah memang habitat atau hanya lintasan harimau sumatera,” kata Kepala BBKSDA Sumut, Rudianto Saragih Napitu, saat acara refleksi konservasi di Habitat Coffee, Kota Medan, pada Senin (23/10/23)
Rudianto mengatakan, mereka mendapat informasi dari warga soal penemuan harimau sumatera yang terkena jerat di Kecamatan Dolok Panribuan.
Harimau itu ditemukan di kawasan antara perladangan warga, konsesi perkebunan dan kawasan hutan sekunder.
Tim BBKSDA Sumut juga sudah turun ke lokasi, tetapi belum bisa mengevakuasi satwa itu. Karena harus menyiapkan tim medis dan memastikan keselamatan petugas.
Dua tim BBKSDA Sumut disiapkan untuk penanganan konflik harimau sumatera itu. Tim pertama menyiapkan proses evakuasi. Tim kedua melakukan survei habitat yang layak untuk pelepasliaran. Jika kondisi kesehatan cukup baik, harimau itu akan langsung dilepasliarkan.
Akan tetapi, jika kondisinya perlu perawatan, harimau akan direhabilitasi sampai kondisinya layak dilepasliarkan ke alam liar. Dalam beberapa kasus, harimau yang terjerat butuh perawatan karena kaki membusuk.
“Jika tidak luka maka akan langsung kita lepas liarkan. Namun kalau luka akan kita bawa ke Sanctuary untuk pengobatan,” tambah Rudianto, sambil menunjukan gambar harimau yang sedang terjerat kawat.
(***/Lbn)
Tidak ada komentar