Foto: Para Petani dengan riang gembira menanam benih Padi Pandanwangi di sekitaran Kp. Haur Seah Desa Tegal Lega Kec.Warung Kondang Kab.Cianjur. Tak lupa mereka bersenandung lirih tembang Cianjuran.
CIANJUR: Mentari pagi dengan cahaya kuning kemilaunya setia menyinari, menghangatkan mayapada beserta mahluk seisinya. Lincah burung-burung pipit berlocatan di pematang sawah dengan suaranya yang merdu menyemarakan suasana pagi di pinggiran salahsatu Dusun dengan kehidupan warganya yang bersahaja, para petani Padi Pandanwangi.
Ada pemandangan menarik yang dikerjakan oleh para petani di sekitaran Warung Kondang Kab. Cianjur saat itu. Tepatnya pada Rabu (26/01) para petani berbondong-bondong menanam benih Padi Pandanwangi khas Cianjur di daerah Warung Kondang, tepatnya di Kampung Haur Seah Desa Tegal Lega Kec.Warung Kondang Kab.Cianjur.
Dengan sangat telaten para petani yang mayoritas perempuan berumur, dengan sangat tekun dan uletnya menanam benih Pandanwangi dengan sangat tertib berderet layaknya Petani menanam benih di sawah dan ladang pada umumnya. Namun teristimewa untuk kali ini, karena benih padi yang ditaman merupakan benih padi unggulan, yakni varietas Padi Pandanwangi kebanggan rakyat Cianjur.
Jenis Padi Pandanwangi merupakan Padi yang termasuk klasifikasi padia khusus yang hanya bisa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 350-600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jika demikian halnya maka hanya ada tujuh kecamatan saja di Cianjur yang dapat ataupun berpotensi ditanami Padi jenis Pandanwangi ini, yakni Kecamatan Gekbrong, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cianjur, Cibeber, dan Kecamatan Campaka saja. Beras ini beras khusus sama seperti halnya beras hitam dan beras merah, karenanya tidak ada harga eceran tertinggi (HET) untuk beras Pandanwangi, dipasaran biasanya dijual anatara 30.000-35.000. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Wakil Dekan III Faster (Fakultas Sains Terapan) UNSUR Cianjur, Ahmad Nur Rizal Paris.
“Lebih kurang, ada tujuh kecamatan saja di Cianjur yang dapat ataupun berpotensi ditanami Padi jenis Pandanwangi ini, yakni Kecamatan Gekbrong. Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cianjur, Cibeber, dan Kecamatan Campaka saja. Beras ini beras khusus sama seperti halnya beras hitam dan beras merah, karenanya tidak ada harga eceran tertinggi (HET) untuk beras Pandanwangi, dipasaran biasanya dijual antara harga Rp.30.000-35.000.” tutur Kang Ijay, sapaan akrab Ahmad Nur Rizal Paris, dengan nada semringah.
Kang Ijay menambahkan, bahwa Padi Pandanwangi memang perlu perlakuan khusus, sejak awal penanaman, pemeliharaan hingga panen tiba, seperti perhitungan unsur hara yang terkandung di dalam tanah, pupuk yang digunakan harus organik, cara memanen, sampai cara pengolahanpun agak berbeda dengan padi lainnya, dianjurkan menanak nasi jenis ini harus dengan cara-cara tradisional, karena beras Pandanwangi merupakan beras khusus.
“Perlu keseriusan, ketelatenan, kesabaran, dan fokus dalam membudidayakan Padi Pandanwangi ini, karenanya tidaklah mengherankan Padi ini menjadi ikon kebanggaan rakyat Cianjur sejak dahulu kala. Proses tanamnya yang memakan waktu hingga enam bulan, pemeliharaannya yang sempurna, inshaAllah akan menghasilkan jenis beras yang berkualitas seperti halnya beras Pandanwangi yang kamashur ini. Kita wajib menjaga, merawat, dan memeliharanya dengan baik, bila perlu dirikan Pusat Studi Pandanwangi Center yang mengajarkan dari hulu hingga hilir terkait budidaya Pandanwangi ini. ” jelas Kang Ijay menegaskan kembali.
Ternyata Fakultas Sains Terapan (Faster) Universitas Suryakancana (Unsur) Kab.Cianjur, kini juga tengah aktif berencana membudidayakan tanaman pepaya jenis California di lahan seluas kurang lebih 3000m2. Pertimbangan membudidayakan Pepaya jenis ini, selain rasanya yang manis dan lezat, juga berukuran di atas rata-rata pepaya pada umumnya, dan juga relatif tahan akan serangan hama tanaman.
Penanaman Pepaya jenis California sudah dalam tahap perencanaan yang dimotori oleh sosok Aktivis Lingkungan Hidup Cianjur, Andi Kalpataru. Dengan menggeliatnya pasar jenis buah-buahan baik lokal maupun domestik, maka dipilihlah jenis Pepaya California sebagai tahap awal penanaman di Faster Unsur.
” Agenda budidaya Pepaya jenis California ini sudah dalam tahap perencanaan yang matang, dan Kang Andi akan menjadi pioneer proyek ini. Peluang pasar buah-buahan baik lokal maupun domestik, sangat menjanjikan jika dikerjakan dengan serius. Semoga saja ini bisa menjadi Pilot Project budidaya tanaman buah “sehat” dan komersil lainnya. Prinsip kita saat ini di Faster UNSUR CIanjur, jangan biarkan ada sejengkal tanahpun yang tidak kita oleh untuk kita tanami, karena ini bagian dari ajaran gama dan sunnah Rasulullah. Bahkan jika esok hari mau kiamat sekalipun, terus saja menanam demi lestari dan terjaminnya kehidupan generasi dimasa depan.” pungkas Kang Ijay. (Das/ Rimba Raya)