Dian Wisdianawati Aktivis Perdamaian Lintas Bangsa, “Merajut Harmoni Membingkai Spirit Kemanusiaan”

BANGKOK: Agama dan Kemanusiaan ? Dua kosakata itu sangat familiar di telinga kita pastinya. Tapi bagaimana mengimplementasikannya agar semua umat beragama bersatu demi kemanusiaan? ini menjadi  perenungan sekaligus bahan diskusi yang terus berlanjut hingga saat ini.

Logika sederhana manusia pastilah mampu mempertegas relasi agama dan eksistensi manusia, rumus idealnya adalah semakin manusia paham dengan ajaran-ajaran agama maka harusnya ia semakin memahami arti “sakral” nilai kemanusiaan. Spirit humanism hendaknya menjadi objek, juga subjek kehidupan, karena manusia selaku mahluk simbolik (teori simbolik Charless Pierce)  memiliki dua potensi untuk bisa menandai dan ditandai.

Pun demikian relasinya dengan agama, memeluk sekaligus dipeluk oleh agama. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Pegiat dan juga Aktivis Sosial Dian Wisdianawati saat mengikuti Pertemuan Lintas Agama ASEAN di Sukhotai Thammatirat Open University of Bangkok Thailand pada 21 Agustus 2021 lalu.

Selain sibuk dengan aktivitas di luar negeri, Dian pun aktif dalam berbagai kegiatan dengan thema kemanusiaan di dalam negeri, hal ini seperti yang ia lakukan bersama-sama dengan aktivis lintas agama lainnya saat digelarnya acara Santri Bela Negara (SBN) dalam rangka memperingati hari pahlawan serta menyambut hari bela negara.

Lembaga Bina Kreatif Nusantara bekerjasama dengan Lembaga Santri Bela Negara di bawah naungan Ketua Umum PBNU dan Yayasan Seni untuk Bangsaku saat menyelenggarakan acara Pagelaran Kreatifitas dan Keterampilan dengan Tema: “Santri Bela Negara” dengan tujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam satu bingkai Bhineka Tunggal Ika. Acara tersebut dilaksanakan pada 01 Desember 2021 lalu, namun spirit kemanusiaannya masih terasa hingga saat ini.

Acara ini dikhususkan untuk memamerkan hasil karya dan kreatifitas wirausaha pemula dan komunitas UMKM Tagerang Selatan. Acara puncak diisi dengan demo lukis KH Hasyim As’ari yang dilakukan oleh Pelukis Tercepat dan Terbanyak Rekor Dunia, M. Holis Striawan.

Selaku aktifis sosial, Dian Wisdianawati sangat peduli pada perkembangan peradaban di lingkungannya, karena melalui beragam aktivitas dan kegiatan-kegiatan sosial baik dalam maupun luar negeri ia berharap akan mamapu mengkampanyekan pesan-pesan damai bagi seluruh umat manusia diseluruh penjuru bumi ini.

Hal ini membuat Dian, demikian sapaan akrabnya, dan para tokoh agama sepakat untuk menjalin kerja sama melalui kegiatan-kegiatan sosial berbasis kerukunan seperti membentuk warung kerukunan, kampung kerukunan dan bazaar-bazaar kerukunan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat terbiasa dengan perbedaan.

“Tuhan menciptakan mhaluknya tidak sama satu dengan yang lainnya, pun demikian dengan manusia. Beragam perbedaan melekat dalam diri yang manusia, suku, agama, ras, golongan, status sosial, profesi, dan lain sebagainya. Lantas kenapa kita hari ini harus terjebak dengan isu-isu SARA yang berpotensi kepada disintegrasi bangsa. Kita harus terbiasa dan berdamai dengan perbedaan yang ada, karena dengan berbedalah kita bisa merajut harmoni dan keindahan dalam hidup ini. Bukankah pelangi juga beragam warnanya?.” tutur Dian menjelaskan.

Bertempat di Bengkel Kreatif Hello Indonesia, yang dipimpin oleh Gus Kholis , para tokoh agama tersebut bersatu dalam harmoni yang indah.

” Tidak ada jarak memisahkan satu sama lain, semua duduk satu meja , berdiskusi untuk menjaga Pancasila. demi mewujudkan harmoni membingkai spirit kemanusiaan antar bangsa.” pungkas Dian menegaskan. (Rimba Raya)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *