SIDOARJO — Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran mendapat keluhan dari beberapa warga. Bahkan, mereka nekat “menyandera” kades, perangkat desa, hingga panitia PTSL.
insiden tersebut bermula ketika adanya aksi spontan beberapa warga yang berniat menanyakan proses PTSL. Mereka menilai panitia lambat.
Kades Sidokepung Elok Suciati saat dihubungi mengatakan, beberapa warga mendatangi Balai Desa Sidokepung pada Selasa (23/5) malam. Mereka warga yang tanahnya masih berstatus sengketa namun ingin tetap diloloskan dalam program PTSL.
“Kalau kayak gitu kan salah besar. Jadi kemarin itu, mereka memaksa panitia diganti semua dan disandera sebanyak lima orang termasuk saya. Nah, pas digembok, saya telepon ke kapolsek dan kapolresta akhirnya mereka mendatangkan pasukannya untuk mengawal supaya panitia bisa keluar dari balai desa,” papar Elok.
Elok mengungkapkan, pagar balai desa mulai digembok warga itu sekitar pukul 21.00. Akibatnya, seluruh panita PTSL serta perangkat desa tidak bisa keluar dari balai desa. Dirinya baru bisa keluar saat berhasil dievakuasi oleh polisi pada Rabu (24/5) sekitar jam 03.00 dini hari.
Selain itu, kata Elok, beberapa orang mendatangi Balai Desa kemarin malam juga melakukan pengerusakan terhadap sepeda motor milik panitia PTSL.
“Hari ini (kemarin, red) mau dilaporkan ke Polresta sama panitia supaya tidak begitu lagi, karena hampir setiap hari mereka mendatangi balai desa,” ujar Elok.
Kapolsek Buduran Heri Setyo Susanto membenarkan kejadian tersebut di Balai Desa Sidokepung.
“Iya benar. Namun tidak sampai ricuh,” ujar Heri.
Heri menegaskan, hingga kemarin pihaknya sudah menyiagakan beberapa polisi untuk berjaga di balai desa. Tujuannya meminimalisir kejadian serupa terulang kembali.
“Untuk saat ini ada petugas yang berjaga. Dari kami sekitar empat petugas,” katanya.
https://www.youtube.com/@lidikbhayangkaranews3000
(***/Lbn)
Tidak ada komentar