CIANJUR — Maraknya baligho ataupun diduga “atribut politik” menantu Bupati Kab. Cianjur Muhammad Abdul Aziz Sefuddin yang terpampang diberbagai titik di sekitaran Kab. Cianjur menuai kritik dari berbagai kalangan.
Penampakan baligho dengan background berwarna merah putih dan berukuran lumayan besar tersebut tentunya tidak lepas dari kepentingasnn politik yang menjadi objek gambarnya. Menjadi persoalan adalah pada sebaran ataupun penempatan baligho yang diduga memanfaatkan fasilitas pemerintahan, karena hampir seluruhnya baligho ini ditanam di depan gedung ataupun bangunan milik pemerintah.
Fenomena baligho mantu Bupati Cianjur tersebut menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena syarat dengan kepentingan pastinya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Aktivis Penggiat Anti Korupsi Cianjur yang juga akademisi di salahsatu kampus ternama di Kota Bandung, Ridwan Mubarak.
” Baligho mantu Bupati Cianjur tersebut memang marak, bahkan bisa menjadi persoalan ke depannya untuk keberlangsungan demokrasi dan iklim politik di tingkatan lokal Cianjur. Penempatan baligho selalu tepat berada disekitaran gedung-gedung milik pemerintah, bahkan tepat di depan gedung-gedung pemerintah. Jika dibiarkan akan menjadi tendesi buruknya kualitas berdemokrasi di Cianjur. Karenanya, para aktivis, politisi, dan kaum cerdik pandai Cianjur harus berani mengkritisi keberadaan baligho ini, terutama objek gambarnya. Ini jelas dapat diduga melanggar etikabilitas politk, dan politisi dari semua parpol bisa melakukan hal yang sama dengan beragam dalih.” tutur Kang RM biasa ia disapa oleh rekan-rekannya ketika ditemui di Kantornya di Media Center dibilangan Jl. Lingkar Selatan pada Jum’at (22/07).
Kang RM pun menambahkan agar siapapun itu, terlebih menantu Bupati untuk lebih santun dalam berpolitik, tidak aji mumpung karena sang mertua sedang berkuasa. Cianjur berbeda dengan Jakarta, selalu ada ewuh pakewuh yang harus diperhatikan, tuturnya dengan nada tegas.
“Masyarakat Cianjur sudah cukup pintar menilai mana tokoh mana bukan tokoh, siapa yang berjasa untuk membangun Cianjur ini dan siapa pula yang baru mau menanam jasa. Berpolitiklah secara wajar dan konstitusional, ada hal yang jauh lebih penting ketimbang menebar baligho yang menyesakkan mata dan menyesatkan logika, yakni berjuang totalitas untuk menaikkan IPM dan membawa Cianjur ke luar dari kemiskinan ekstrim selama ini. Jangan aji mumpunglah, ujung-ujungnya rakyat Cianjur juga yang susah. Tanamlah baligho pada tempat yang seharusnya dengan mengindahkan etika dan estetika ruang publik. ” pungkas RM dengan gaya bicaranya yang khas dan selalu berapi-api.
Hal senada juga dikemukakan oleh salah seorang tokoh Cianjur yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya kehadiran Baligho menantu Bupati tersebut merusak pemandangan dan juga akan mem otivasi tohoh ataupun politisi lainnya melakukan hal yang sama. Sudah seharusnya gedung-gedung milik pemerintah dan jelas milik rakyat tersebut netral dari kepentingan politik, baik warna ataupun simbol politik lainnya.
” Sareukseuk keliatannya juga. Masa di depan gedung milik pemerintah ada baligho yang jelas-jelas bermuatan pesan politik. Masyarakat Cianjur juga tahu kalau mantu Bupati Cianjur tersebut adalah politisi dari parpol yang sedang berkuasa di Cianjur saat ini dan digadang-gadang akan maju sebagai Bacaleg di DPR-RI. Tolonglah kepada aparat yang berwenang untuk menertibkan baligho-baligho ini. Kami rakyat Cianjur tidak butuh baligho, barala, yang rakyat Cianjur butuhkan saat ini adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang maksimal, bukan baligho.” tuturnya menyayangkan atas hadirnya baligho tersebut.
(***/tim)